DR. Richard Lee terciduk gunakan produk dari brand lain dan menjual lebih mahal. Dr. Detektif menyebut Dr. Richard Lee sampah.
Richard Lee, seorang ahli kecantikan dan pengusaha, kembali mendapat sorotan setelah produk DNA Salmon miliknya dikritik oleh Dokter Detektif.
Kritikan ini muncul di tengah proses yang belum selesai terkait produk White Tomato miliknya yang sebelumnya telah menjadi perbincangan hangat.
Produk DNA Salmon Dr. Richard Lee menjadi subjek investigasi Dokter Detektif. y ang terkenal sering melakukan uji laboratorium dan memberikan review terhadap produk-produk kecantikan dokter lain.
Kali ini, ia tidak sendirian, Dokter Ika ikut bergabung untuk memberikan analisis yang lebih mendalam.
Mereka mengulas produk yang telah menjadi salah satu andalan Dr. Richard Lee tersebut.
Baca juga: Nikita Mirzani Spil Saldo Rekening Art Tembus 3 Digit
Review yang dilakukan oleh kedua dokter ini menarik perhatian netizen, yang penasan dengan kualitas dan keaslian produk DNA Salmon tersebut.
Namun, reaksi para warganet berubah drastis setelah melihat hasil investigasi tersebut.
Kedua dokter itu menunjukkan adanya kemiripan yang mencolok antara produk DNA Salmon milik Dr. Richard Lee dengan produk serupa dari merek Ribeskin.
Menurut penuturan Dokter Detektif, produk tersebut tampaknya hanya dikemas ulang dengan tambahan stiker yang menutupi merek asli.
Lalu ketika stiker pada botol produk Dr. Richard Lee dilepas, terlihat tulisan kebahasa Korea yang identik dengan produk Ribeskin.
Salah satu temuan penting yang diungkapkan adalah bahwa produk DNA Salmon milik Dr. Richard Lee tidak dilengkapi dengan penutup khusus, sehingga mudah teroksidasi.
Baca juga: Intip Rumah Mewah Mayangsari Dan Bambang Trihatmodjo
“Jadi kalian bisa lihat ya, warnanya pun berubah ya guys, jadi sudah teroksidasi, ini nggak ada tutupnya sedangkan ini masih utuh,” kata Dokter Detektif.
Ia bahkan dengan tegas menyebut produk tersebut sebagai “sampah” dan membuangnya di depan kamera.
Dokter ika juga menjelaskan bahwa praktik repackage seperti ini menyalahi aturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Ia membagikan pengalamannya saat masih memiliki klinik, di mana BPOM sering melakukan pemeriksaan ketat.
“BPOM tuh suka ngecek ke klinik, terus ngubah nama atau sekadar mengganti nama klinik saja sudah dianggap pelanggaran” ujar Dokter Ika.